Breaking News
Loading...
09 Januari 2008

ANCAMAN GIGI TERHADAP JANTUNG

05.32
oleh Andra

Bakteri pathogen dalam gigi dan mulut dapat masuk ke aliran darah melalui jantung
Penyakit pada gusi belum dikenal sebagai factor risiko penyebab penyakit jantung. Namun, ternyata terdapat hubungan antara penyakit periodontal dan penyakit jantung koroner. Bakteri yang terdapat pada gusi dapat menyebabkan penyakit kardio vascular. Hal itu terungkap dalam semiloka bertema Gigi dan Mulut Sebagai Focal Infection Penyakit Kardiovaskular, yang diadakan di Hotel Crowne, Maret lalu.
“Secara umum, bakteri yang terdapat pada gusi mempunyai peluang menjadi penyebab tiga penyakit sistemik, yaitu Diabetes Melitus, penyakit kardiovaskular, dan masalah penggumpalan darah. Namun dari ketiganya, yang paling cepat terpengaruh adalah penyakit kardiovaskular karena bakteri dalam gigi dapat langsung masuk ke dalam tubuh melalui aliran darah,” ujar Drg. Melanie Sadono.
Menurut Melanie, pasien dengan penyakit gusi yang mengalami gusi berdarah harus lebih berhati-hati karena bakteri pathogen dalam gigi dan mulut dapat ikut masuk ke aliran darah melalui jantung. “Masalah gusi berdarah yang biasa kita alami saat menyikat gigi terlalu keras atau mengunyah makanan keras juga harus diwaspadai karena darah yang keluar dapat membawa bakteri pathogen,” ujarnya.
Dr. A. Sari Mumpuni, SpJp mengatakan bahwa bakteri yang beredar tersebut dapat menyebabkan peradangan pada dinding pembuluh darah koroner yang dapat menimbulkan aterosklerosis. Infeksi gusi yang berdarah, menyebabkan bakteri dapat memasuki aliran darah dan selanjutnya terjadi peningkatan kadar factor-faktor peradangan dalam darah seperti fibrinogen, C-reaktif protein, dan beberapa hormone protein.
“Bakteri dalam aliran darah juga dapat tersangkut pada katup jantung abnormal atau kerusakan jantung lain,” ujar Sari. Jika itu terjadi, maka dapat menyebabkan endokarditis bakterialis yang dapat merusak atau mengancurkan katup jantung. Seseorang berisiko terkena bakteriemia jika sebelumnya sudah mempunyai kelianan jantung, memiliki katup jantung buatan, katup yang rusak akibat oenyakit reumatik, defek katup jantung, atau kardiomiopati hi[ertrofi. Beberapa prosedur juga berisiko endokarditis seperti pembersihan giggi, tonsilektomi, bronkoskopi, bedah kandung kemih, atau operasi by-pass.
Selain penyakit jantung koroner dan endokarditis bakterialis, beberapa jenis penyakit jantung yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus antara lain kardiomiopati atau perikarditis.
Kesehatan Gigi dan Mulut
Menurut Sari, memang belum ada hasil penelitian dengan hasil memuaskan yang menunjukkan hubungan antara bakteri dalam mulut dengan penyakit kardiovaskular. Namun, dari sebuah otopsi yang dilakukan terhadap pasien yang meninggal karena penyakit jantung. “Ternyata sebanyak 54 persennya mengalami masalah periodontal,” ujarnya.
Untuk itu, menjaga kesehatan gigi dan mulut secara menyeluruh merupakan hal penting untuk kesehatan pada umumnya, dan dapat mengurangi kejadian penyakit kardiovaskular.
Melanie juga mengingatkan untuk mewaspadai plak yang menjadi sumber utama dan sarang bakteri pathogen yang dapat mengganggu jaringan gusi (periodontal). Yang dapat dilakukan, adalah untuk selalu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Menurut Humas PB Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Drg. Hartanto Endro, penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit gigi yang cukup banyak diderita masyarakat Indonesia.
Perawatan Gigi pada Pasien Jantung
Sementara itu, jika seseorang menjalani perawatan gigi dan sudah tercatat sebagai penderita penyakit kardiovaskular, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum menjalani perawatan gigi.
Jika seseorang mengalami serangan jantung, tunggu sampai minimal 6 bulan sebelum menjalani perawatan gigi. Tanyakan, apakah pasien mengonsumsi obat antikoagulan karena dapat menyebabkan perdarahan saat dilakukan prosedur pembedahan mulut. Beberapa obat hipertensi dapat mengakibatkan mulut kering atau mengganggu indra pengecap, Golongan kalsium antagonis, kadang dapat menyebabkan gusi membengkak dan menebal, hingga sulit mengunyah. Pada beberapa kasus, gingivektomi mungkin diperlukan.
Jika prosedur gigi membutuhkan anestesi, hati-hati jika obat anestesi mengandung epinefrin. Penggunaan epinefrin pada beberapa pasien hipertensi dapat menyebabkan perubahan kardiovaskular, angina, serangan jantung, dan aritmia.
Sari mengatakan, pasien dengan angina stabil, diperbolehkan menjalani semua prosdur gigi. “Pasien dengan angina tidak stabil, sebaiknya tidak menjalani prosedur gigi yang tidak esensial, namun apabila prosedur itu harus dilakukan, dianjurkan dilakukan di rumah sakit atau klinik dengan peralatan monitor kardiovaskular,” ujarnya.

SUMBER : majalah-farmacia.com

0 comments:

 
Toggle Footer