Breaking News
Loading...
22 Mei 2009

Cegah Infeksi Pasca Scaling

22.59
Setelah dilakukan proses scaling dan planing dapat diberikan antibiotik atau penggunaan obat kumur untuk mengontrol terjadinya infeksi.

 

Karang gigi yang disebut juga kalkulus atau tartar adalah lapisan kerak berwarna kuning yang menempel pada gigi dan terasa kasar, yang dapat menyebabkan masalah pada gigi. Kalkulus terbentuk dari dental plak yang mengeras pada gigi dan menetap dalam waktu yang lama. Dental plak merupakan tempat ideal bagi mikroorganisme mulut, karena terlindung dari pembersihan alami oleh lidah maupun saliva. Akumulasi plak juga dapat menyebabkan iritasi dan inflamasi gusi yang gingivitis. Jika akumulasi plak terlalu berat, maka dapat menyebabkan periodontis. Maka plak, sering disebut juga sebagai penyebab primer penyakit periodontis. Sementara, kalkulus pada gigi membuat dental plak melekat pada gigi atau gusi yang sulit dilepaskan hingga dapat memicu pertumbuhan plak selanjutnya. Karena itu kalkulus disebut juga sebagai penyebab sekunder periodontis.

 

Kalkulus dapat terbentuk "di atas gusi" atau supragingival, atau pada sulcus, yaitu saluran antara gusi dan gigi. Ketika terjadi plak supragingival, maka bakteri yang terkandung di dalamnya hampir semuanya merupakan bakteri aerobik, atau bakteri yang dapat hidup di lingkungan penuh oksigen. Plak subgingival, terutama terdiri dari bakteri anaerobik, yaitu bakteri yang tidak dapat hidup pada lingkungan yang mengandung oksigen. Bakteri anaerobik inilah yang berbahaya bagi gusi dan jaringana yang menempel pada gigi, yang menimbulkan periodontis. Pada umumnya, orang yang mengalami periodontis memiliki deposit kalkulus subgingival.

 

Untuk menghilangkan dental plak dan kalkulus perlu dilakukan scaling atau root planing, yang merupakan terapi periodontal konvensional atau non-surgikal. Terapi ini selain mencegah inflamsi juga membantu periodontium bebas dari penyakit. Prosedur scaling menghilangkan plak, kalkulus, dan noda dari permukaan gigi maupun akarnya. Prosedur lain adalah root planing, terapi khusus yang menghilangkan cementum dan permukaan dentin yang ditumbuhi kalkulus, mikroorganisme, serta racun-racunnya. Scaling dan root planing digolongkan sebagai deep cleaning, dan dilakukan dengan peralatan khusus seperti alat ultrasonik, seperti periodontal scaler dan kuret.

 

Obat Kumur pasca Scaling

Setelah dilakukan proses scaling dan planing dapat diberikan antibiotik atau penggunaan obat kumur untuk mengontrol terjadinya infeksi dan mendorong perbaikan pada gigi. Antibiotik atau obat kumur juga dapat direkomendasikan untuk mengontrol pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan periodontis.

 

Salah satu obat kumur yang mengandung povidone-iodine dapat digunakan untuk membantu mencegah terjadinya bakteri penyebab infeksi dalam mulut. Dalam jurnal Dermatology 2006;212 menyebutkan hasil penelitian mengenai efek materi organik terhadap killing-activity PVP-I secara in-vitro. Peneliti membandingkan killing-activity PVP-1 in-vitro dalam waktu singkat dengan antiseptik oral berupa sampel yang diperoleh dari sukarelawan yang sehat.

 

Ternyata, konsentrasi PVP-1 standar sebesar 0.23-0.47% atau lebih rendah dapat membunuh methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dan Pseudomonas aeruginosa, termasuk multidrug-resistant strains dengan kehadiran bahan organik oral dalam waktu 15 hingga 60 detik. Sedangkan benzethonium chloride (BEC) 0.02% dan chlorhexidine gluconate (CHG) 0.002% tidak menunjukkan efek pembasmi MRSA dan P. aeruginosa.

 

Hasil tersebut menunjukkan bahwa killing-activity secara in-vitro PVP-1 konsentrasi standar hampir tidak dipengaruhi oleh bahan organik oral dan obat kumur yang mengandung PVP-I memiliki aktivitas bakterisidal lebih kuat dibanding BEC dan CHG. Walaupun sampel obat kumur dalam studi ini didapatkan dari individu yang sehat, namun PVP-I nampaknya tetap dapat digunakan untuk mencegah infeksi pada pasien dengan penyakit-penyakit tertentu, dengan konsentrasi dan penggunaan yang benar.

Sumber : Farmacia

0 comments:

 
Toggle Footer